PENDIDIK DI MASA PANDEMI COVID-19
PENDIDIK DI MASA PANDEMI COVID-19
Kamila, S.Pd.I
Pandemi covid -19 memaksa masyarakat untuk berhenti dari pusaran sistem serta melihat kembali kehidupan, keluarga dan lingkungan sosial dalam arti sebenarnya. Manusia harus ‘berhenti’ dari rutinitasnya. Termasuk aktifitas mendidik yang saban hari menjadi rutinitas para pendidik. Indonesia punya tantangan besar dalam penanganan covid-19 dan dari aspek tantangan yang menjadi perhatian adalah pendidikan. Dimana penerapan sosial distancing yang menjadi kebijakan pemerintah harus dilaksanakan untuk memutuskan mata rantai virus corona -19, sehingga kementerian pendidikan dan kebudayaan merespon adanya pemberlakuan kebijakan belajar dari rumah, melalui pembelajaran daring dan ditiadakannya ujian nasional. Sungguh tantangan dahsyat bagi guru dalam membelajarkan para siswanya.
Penyebaran virus corona yang masif diberbagai negara, termasuk Indonesia memaksa kita melihat kenyataan bahwa dunia sedang berubah. Dalam dunia pendidikan Indonesia tidak sendiri mencari solusi bagi peserta didik agar tetap belajar dan terpenuhi hak pendidikannya. Sampai april 2020, UNESCO mencatat setidaknya 1,5 miliyar anak usia sekolah terdampak covid -19 di 188 negara termasuk 60 jutaan diantaranya ada di negara kita. Indonesia mendapatkan tantangan nyata yang harus dicarikan solusinya: (1) ketimpangan teknologi antar sekolah di kota besar dan daerah, (2) keterbatasan kompetensi guru dalam pemanfaatan aplikasi pembelajaran, (3) keterbatasan sumber daya untuk pemanfaatan teknologi pendidikan seperti internet dan kouta, (4) relasi guru-murid-orang tua dalam pembelajaran daring yang belum integral. ( data dikutip dari www…)
Ditengah pandemi covid- 19 sistem pendidikan kita harus siap melakukan transformasi pembelajaran bagi semua siswa dan bagi semua guru. Kita memasuki era baru untuk membangun kreatifitas, mengasah skill kita, dan peningkatan kualitas diri dengan perubahan sistem, cara pandang dan pola interaksi kita dengan teknologi (Dr. Gotot Suharwoto. Plt.Kapusdatin Kemendikbud). Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menerbitkan Surat Edaran Sekertaris Jendral Nomor 15 Tahun 2020 tentang pedoman Penyelenggaraan Belajar dari rumah dalam masa darurat penyebaran covid-19. Tantangan yang harus di hadapi ketika guru harus memutar otak bagaimana pembelajaran bisa berjalan efektif dan harus bisa memanfaatkan teknologi yang tersedia. Dilema memang tapi inilah yang terjadi. Guru akan menghadapi tantangan, hambatan dalam melaksanakan tugas pokoknya sebagai pendidik di masa pandemi covid 19. Pembelajaran di masa pandemi secara langsung merubah arah dan gaya belajar siswa dan guru yang mempengaruhi perubahan pada hasil belajar. Apakah hasil belajar kearah yang positif atau kearah negatif. Perubahan gaya belajar yang positif akan menjadikan guru dan siswa lebih aktif dan kreatif. Sebaliknya, perubahan gaya belajar yang negatif akan menurunkan minat dan motivasi untuk belajar.
Guru yang profesional akan selalu mencari cara agar pembelajaran jarak jauh atau pembelajaran secara luring bisa terlaksana dengan baik dan tidak membosankan, guru profesional akan menciptakan pembelajaran secara kreatif dan inovatif, sehingga perubahan gaya belajar yang negatif yang tidak di inginkan akan berkurang. Selain guru, orang tua pun akhirnya di tuntut untuk bisa menjadi pendamping anaknya pada saat pembelajaran di masa pandemi ini. Guru dan orang tua harus bisa bekerjasama dengan baik, agar proses pembelajaran secara daring berjalan lancar tanpa hamabatan.
Satu tahun lebih guru melaksanakan pembelajaran secara daring , banyak hal-hal yang dilalui guru dalam melakukan pembelajaran secara daring terhadap siswanya, penulis mengamati banyak guru yang hampir kewalahan ketika mengajarkan siswanya secara daring, guru berusaha untuk menggali pengetahuan IT nya agar pemebelajaran daring kepada siswa dapat tersampaikan. Berbagi aplikasi yang tidak monoton di unduh baik di handphone maupun laptop. Seperti aplikasi canva, powton, E-learning, membuat karya inovatif, belajar membuat vidio animasi, vidio vidio pembelajaran yang di donlowad lewat youtube untuk mencari metode pembelajaran yang tepat. Tujuannya adalah untuk menciptakan aktivitas belajar mengajar yang menyenangkan dan bermakna. Guru harus di tuntut untuk selalu menyiapkan kuota internet setiap saat dan setiap waktu agar pembelajaran bisa berjalan. Dari banyaknya jumlah guru yang melakukan pembelajaran daring, penulis melihat hanya sebagaian guru saja yang bisa melaksanakan pembelajaran daring yang di ikuti oleh semua peserta didiknya. Hal ini di sebabkan karena orang tua siswa yang tidak memiliki hp android, orang tua siswa yang memiliki hp android tapi tidak mampu terus menerus membeli kouta internet, orang tua siswa memiliki hp tapi hanya 1 dan itupun di pakai bersama sama oleh kakak atau adiknya yang juga di tuntut untuk melakukan pembelajaran daring dari sekolahnya, lebih mirisnya lagi kurangnya perhatian dan pengawasan orang tua pada saat anaknya harus melakukan pembelajaran daring. Dengan alasan tuntutan pekerjaan, orang tua yang harus bekerja dari pagi sampai sore,penyampaian dari beberapa guru ke penulis hal ini di sebabkan karena orang tua rata rata bekerja sebagi nelayan, petani, penjual dan tukang bata, pada akhirnya proses pembelajaran secara daring tidak terlaksana dengan baik, pembelajaranpun bertambah tidak tuntas. Hal ini yang menyulitkan guru ketika pemberian nilai kepada siswa di akhir semester. Disinilah peran kepala sekolah/madrasah bersama sama dengan guru untuk mencari solusi terbaik, agar tidak ada kesalahan dalam pemberian nilai akhir kepada peserta didik.
Tantangan lainnya yang dihadapi guru yaitu, selain mengajar secara daring, gurupun di tuntut untuk mengajar secara luring, berkunjung kerumah siswa (kurikulum sambang). Hal ini dilakukan agar siswa yang mengikuti pembelajaran secara daring bisa mendapatkan haknya untuk belajar juga. Penulispun melihat bagaimana kerjasamanya guru-guru mengatur jadwal antara daring dan luring agar tidak berbenturan jadwal guru yang satu dengan guru yang lainnya. Guru juga harus menelpon orang tua siswa satu persatu agar orang tua siswa dapat meluangkan waktunya untuk mendampingi anaknya pada saat guru berkunjung kerumahnya untuk memberikan pembelajaran kepada anaknya. Bagaimanapun guru harus bisa membagi waktu untuk keluarganya serta untuk anak didik sebagai wujud dari tanggungjawab profesi.
Pada saat luring semua guru bersama-sama berangkat dari sekolah menuju ke rumah siswa menggunakan kendaraan roda dua dan berboncengan motor dengan membawa perangkat pembelajaran buku paket, LKS, buku absen siswa. Guru berangkat pada pagi hari dari sekolah dan kembali kesekolah pada siang hari. Bagi guru yang memiliki anak kecil pasti akan di bawa serta. Ini tidak bisa dihindari karena guru juga memilik tanggung jawab kepada keluarganya. Ada beberapa guru yang berkunjung ke rumah siswa dengan arah yang sama, karena rumah siswa yang berada di lingkungan yang sama. Alamat rumah siswa yang berbeda beda menyebabkan guru tidak tuntas untuk mengunjungi rumah siswa satu persatu. Hal menyulitkan pada saat guru mengajar secara luring adalah ketika hujan dimana jadwal yang sudah disusun rapi terpaksa diubah atau menunggu hujan reda.
Hambatan hebat lainnya yang guru hadapi adalah kondisi jalan yang sungguh sangat memprihatinkan. Jalanan yang menanjak, becek , penuh tanah liat sehingga akses menuju rumah siswa harus berjalan kaki. Motor di parkir di rumah salah satu warga sekitar kemudian para guru berjalan kaki menuju rumah siswa. Dengan membawa secercah harapan bahwa siswa siap menanti sang guru dan belajar. Namun, tantangan lainnya adalah ketika si guru sampai dirumah siswa didapati siswa tidak berada dirumah. Guru harus menunggu siswa dengan sabar dengan penuh harap siswa hari ini harus belajar sesuai materi yang sudah direncanakan. Sebagian siswa ada yang beralasan bermain dengan teman-teman.
Hambatan dan rintangan yang di hadapi guru pada masa pandemi covid 19 membuat penulis memberikan apresiasi yang luar biasa atas pengabdian yang tidak bisa digantikan oleh apapun. Waktu, tenaga, pikiran telah di lalui oleh guru-guru agar peserta didik bisa mendapatkan haknya. Meskipun masih banyak kekurangan yang ada pada diri guru. Penulis melihat masa pandemi covid 19 ini banyak peluang yang di hadapi guru, antara lain terbangunnya komunikasi antara orang tua siswa dengan guru, orang tua siswa yang sering menelpon ke guru untuk menyelesaikan masalah belajar yang di hadapi anaknya, siltarurrahmi yang terjalin antara guru dan siswa. Selain itu guru memiliki peluang untuk menambah pengetahuannya di bidang teknologi. Saat ini, guru sering mengikuti diklat online seperti seminar, webinar dan lainnya agar guru bisa mengupgrade diri sesuai dengan keahliannya masing masing. Peluang lainnya guru banyak mengunduh berbagai aplikasi i pembelajaran agar guru bisa memodifikasi pembelajarannya.
Guru berkewajiban mengembangkan inisiatif, kreatif, yang membantu mengatasi keterbatasan penyiaran virtual , guru secara aktif berkolaborasi satu sama lainnya di tingkat lokal untuk meningkatkan metode pembelajaran online. Ada peluang yang tak tertandingi untuk kerjasama. Solusi kreatif serta kemauan untuk belajar dari orang lain dan mencoba alat baru sebagai pendidik, orang tua, dan siswa sebagai pengalaman serupa (Doucet et al,.,2020)
Tantangan, hambatan, yang guru hadapi di masa covid 19 ini, merupakan suatu kesempatan besar bagi guru untuk meraih peluang peluang yang ada. Dan peluang ini tidak boleh di acuhkan, dan di abaikan , apalagi guru yang sudah menyandang gelar guru yang profesional. Penulis berharap peluang yang ada ini di manfaatkan dengan sebaik baiknya oleh guru. Di era abad 21 ini guru profesional adalah guru yang bertanggung jawab, kritis, guru yang tanggap melihat situasi , guru yang berani mengambil resiko, dan guru yang mampu mengembangkan kemampuannya secara berkelanjutan.
Kesabaran, Keikhlasan dan ketulusan dalam berbuat, apalagi di masa pandemi covid 19 ini merupakan sebagai ladang ibadah kita, pahala, insyaallah rezki akan selalu mengalir dalam kehidupan kita. Akhirnya penulis mengucapkan banyak terimakasih atas untuk semua guru guru MI DDI LIPU yang menjadi ispirasi penulis.
PROFIL PENULIS
Nama : kamila, S.Pd.I.
NIP : 198112162007012014
Pang/gol : Pembina/IVa
Jabatan : Kepala Madrasah MI DDI LIPU Majene
Instansi : Kementerian Agama Kabupaten Majene
Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta, 16 Desember 1981
Riwayat Pendidikan :
SD Kebun Bawang Jakarta Utara
SMP Berdikari Jakarta Utara
SMA Mutiara Jakarta Utara, kemudian hijrah ke sulawesi Barat dan lanjut sekolah
MAN Majene
S1 PAI
S1 ke 2 jurusan PGMI (guru kelas)
Riwayat Jabatan
Guru honorer sejak tahun 2002
PNS tahun 2007
Menjabat sebagai kepala Madrasah MI DDI LIPU 2018 sampai sekarang
SEKARANG AKTIF
Sebagai pengusurus k3m wilayah 1 kementerian agama kabupaten majene
Sekertaris umum Dharma Wanita Kementerian Agama Kabupaten Majene
Dampak positif dari adanya pandemi ini adalah menjadikan guru lebih melek teknologi, dari yang semula mengajar dengan sedikit memanfaatkan teknologi, sekarang sudah semakin banyak guru-guru yang dipaksa dan bisa menguasai IT.
BalasHapusBetul itu pa
HapusSelama pandemi tetap mengambil hikamnya, alhamdulillah bisa menyalurkan hobi nulis, kalau sudah PTM agak susah keburu lelah😁
BalasHapusIa betul
HapusDi balik madaratnya pandemi ada pula berkahnya. Falform digital dgn pesat masuk ke dunia pendidikan, sehingga guru harus mengubah mindset dalam menentukan strategi pembelajaran.
BalasHapusKapan pun dan dalam kondisi apa pun, guru harus tetap profesional. Mantap.
BalasHapusLuar biasa... Betul sekali covid. 19 kita sebagai guru banyak pekerjaan. Sabar...
BalasHapusSabar dan Insyaallah berkah
HapusDengan adanya musibah pandemi Covid membuat guru semakin kreatif
BalasHapusIa bunda betul itu
HapusAda hal-hal positif di balik pandemi. Kita temukan dan manfaatkan.
BalasHapusSekadar saran, tulisan ini terasa padat sekali. Lebih bagus kalau dalam satu paragraf cuma dua atau tiga kalimat, terus dienter. Supaya terasa ada jarak napas pembaca. Terima kasih.
BalasHapusTerimakasih atas saran dan masukannya
Hapus