ADA APA DENGAN KETY
Di awali Pada pagi hari , tepat pukul 7.00 pagi WITA secara bergantian siswa berdatangan ke sekolah. Ada yang diantar oleh orang tuanya, dengan mobil atau motor, ada juga siswa yang di antar oleh ojek motor bahkan beberapa siswa di antar oleh mobil pete pete. ini pemandangan yang selalu terjadi setiap harinya. Secara bergantian siswa masuk dimhalam sekolah dan menyalami bapak dan ibu guru yang piket pada saat itu. “bel telah berbunyi ,diharapkan siswa masuk di kelas masing masing” itu adalah bunyi suara dari toa yang terhubung di laptop, yang menandakan siswa harus berada di kelas untuk bersiap belajar. Proses pembelajaran sudah hampr 1 jam berlangsung. Jam sekolah menunjukkan pukul 8.30 Dari kejauhan nampak seorang anak perempuan berpakaian putih hijau berbalut jilbab hjiau, dan tas ranselnya yang di pasang di pundaknya kety namanya, berjalan dengan tergesa gesa, tiba di pintu gerbang , langkah kaki kety terhenti, antar masuk ke gerbang sekolah atau kembali pulang. Kety takut bapak dan ibu marah, pa hamzah menegur kety, “ kenapa terlambat datang sekolah? Kamu tau sudah jam berapa ini? Pulang saja kembali kerumah!! , ucap pa hamzah,Kety tertunduk diam. Pa hamzah adalah salah satu guru yang agak keras dan tegas berbicara. Pa sandi yang bersama dengan pa hamzah piket, meluaskan kety untuk masuk ke dalam kelas, pa sandi tidak tega ,melihat kety yang sudah berusaha untuk datang kesekolah meskipun terlambat datang. Di persilahkannya kety masuk ke halaman sekolah. Tak lupa kety mencium tangan pa hamzah dan pak sandi, kemudian meninggalkan pa guru menuju kelasnya. Kety mempercepat langkahnya dan menaiki anak tangga. Kelas kety berada di lantai dua.
seperti biasa setiap pagi saya selalu memantau kedatangan siswa di sekolah hingga pukul 8.00 terlihat kety berlari lari menuju kearah sekolah, masuk gerbang sekolah saya menegurnya ,katy kenapa terlambat datang?,tanyaku, dengan wajah polos kety hanya menatapku saja tanpa berbicara. Dan langsung berlari menuju lantai dua. Ada apa dengan katy pikirku? Hal ini sudah hampir berlanjut setiap harinya. Laporan demi laporan masuk, bahwa kety jarang datang, kety terlambat datang, kety tidak pernah menyelesaikan pekerjaan rumahnya, tugas tugasnya di sekolah, bahkan membaca pun katy belum lancar. Ketika guru menjelaskan materi di kelas , kety tidak ada gairahnya untuk mendengarkan penjelasan gurunya, kety lebih baik tidur dengan tangan yg dilipat ke meja, kepalanya di letakkan di tangganya. Beberapa kali kety di tegur tapi tidak di indahkan. Bahkan kety sering kali meminta izin ke luar kelas dengan dengan berbagai alasan. Pada saat rapat penentuan kenaikan kelas, hampir semua guru sepakat agar kety di keluarkan saja dari sekolah.wali kelas kety bu fitra bertahan, ibu fitra tidak ingin jika kety harus dikeluarkan dari sekolah.
Kety adalah siswa Madrasah MI DDI LIPU, kety masuk di madrasah ini sejak kelas 1, tinggi postur tubuh kety tinggi, wajahnya yang hitam manis, alisnya yang tebal, jika tersenyum sangat manis, tapi terkadang kalau kety berbicara , bapak dan ibu guru yang mendengarnya agak bingung dan kurang paham ,karna kalimat kalimat yang dikeluarkan dari bibirnya artikulasinya tidak jelas. Mungkin sudah terlahir seperti itu. Kety bukanlah anak yang pintar ,tapi kety memiliki khas tersendiri. Kety senang berbaur dengan teman temannya di sekolah, tapi cengeng dan setiap saat jika ada yang mengganggu atau ada hal hal kecil yang terjadi di sekolah kety suka mengadu kepada bapak atau ibu guru yang pada saat itu di lihatnya.
Bu guru fitra punya alasan yang kuat untuk tidak membiarkan guru guru mengeluarkan kety dari sekolah, bu fitra adalah wali kelas yang selalu berbaur kepada siswa siswanya, selalu ingin dekat dengan siswanya. Meskipun bu fitra tidak menyangkalnya jika kety sangat mengalami penurunan belajar yang sangat drastis di sekolah, bu fitra yakin ada sesuatu hal yang terjadi pada diri kety dan bu fitri berjanji untuk mencari tau tentang kety, bu fitra meminta waktu kepada kepala madrasah, guru guru agar keputusan kety di kasih keluar dari madrasah di pending. Pa hamzah guru PJOK yang selalu bersikeras agar kety di keluarkan dari sekolah, akhirnya menerima keinginan bu fitra, bu fitra yakin bisa menyelesaikan permasalahan yang di hadapi oleh kety sebagai peserta didiknya. Sayapun mengambil alih pembicaraan untuk mengizinkan bu kety menyelesaikan permasalahan yang di alami oleh anak walinya. Dan rapatpun di pending sampai ada hasil yang di dapat oleh bu fitra tentang kety. Saya meminta pa sandi untuk menemani bu fitra ke rumahh untuk berkunnung kerumahnya kety dan bertemu dengan orang tuanya.
Bu fitra berkunjung ke rumah kety bersama pa sandi, pa sandi adalah guru Agama dan merangkap sebagai kordinator siswa, dan ini juga sebagai tanggung jawab pa sandi. Dalam menyelesaikan masalah kety di sekolah. Rumah berdinding kayu yang berukuran kecil, adalah rumah kety.’ tok tok tok, Pa sandi mengetok pintu rumah kety . pintu rumah terbuka , ternyata kety yang membuka pintu rumahnya. Kety hanya tersenyum ,melihat kedatangan bapak dan ibu gurunya, kemudian pa sandi dan bu fitra masuk kerumah kety . dua buah kursi yang sederhana tersedia di ruang tamu dan tempat tidur terbuat dari bambu yang terpajang di sudut ruangan. Kety beranjak masuk kedalam kamar, katy kembali keluar bersama kedua orang tuanya, kety duduk di atas tempat tidur yang terbuat dari bambu. Orang tua kety mempersilahkan pa sandi dan bi fitra duduk . Kety hanya diam menunduk dan sesekali melempar senyum kepada ibu dan pa sandi. Ibu fitra menyampikan kepada orang tua apa yang menyebabkan kami datang ke rumah ibu? Sudah hampir satu semester pembelajaran berjalan ,kety tidak mengalami peningkatan dalam belajarnya, jarang datang kesekolah, terlambat datang kesekolah? Pertanyaan Ini tertuju kepada orang tua kety, kenapa bisa Bu? Orang tua kety hanya menjawab ,kami minta maaf , karena kety membantu kami di rumah. Hanya kety yang bisa kami harpakan. Kami ingin sekali kety terus belajar di sekolah menuntut ilmu, tapi tuntutan kami untuk mencari nafkah itu adalh yng lebi penting.
Orang tua kety yang kesehariannya bekerja sebagai penjual martabak di pinggir jalan poros majene, membuat kety ikut berperan serta membantu orang tuanya berjualan hingga larut malam, tidak banyak yang dilakukan katy malam hari cukup hanya bermain sambil menjaga adiknya yang masih kecil, dan kadang pergi bulak balik kerumah mengambil bahan untuk membuat martabak dan terang bulan, jarak rumah kety dengan penjualan orang tuanya tidak jauh. Tapi kety tidak pernah mengeluh, dengan semua ini. pagi hari kety terlambat bangun, orang tua kety tidak tega membangunkannya, meskipun pagi hari adalah jadwal kety harus menuntut ilmu di sekolah, hampir jam 8.30 kety terbangun dari tidurnya, rambutnya yang agak lebat dan acak acakan tidak di pedulikannya, orang tua kety yang bersiap siap kepasar untuk berbelanja keperluan menjual martabak langsung menyuruh kety untuk menjaga adiknya kembali. Sepertinya tidak ada waktu bagi katy untuk sekolah dan belajar. Kakak perempuan kety yang selalu bergaya hidup mewah dan berpenampilan seperti anak kota. sebagai adik, kety tidak bisa berbuat apa apa, kety langsung menjaga dan mengajak adiknya bermain. Seluruh waktu kety dihabiskan dengan bermain, menjaga adiknya dan membantu orang tuanya berjualan pada malam hari.
Tidak ada satupun kalimat yang keluar dari bapak dan ibu guru peserta rapat, pikiran negatif yang selalu hadir dalam diri bapak dan ibu guru berubah menjadi suatu penyesalan, karena terlalu cepat mengatakan bahwa kety adalah sosok anak yang nakal, malas dan tidak bisa di atur. Usaha bu fitra tidak sia sia, akhirnya Bapak dan ibu guru sepakat untuk membiarkan kety tetap bersekolah dan bersedia membimbing kety untuk belajar di luar jam pembelajaran. Tapi tetap bisa membantu bapak dan ibunya di rumah dan berjualan. Karna kety tetap harus mendapatkan haknya yaitu pendidikan. Tidak ada yang menginginkan kehidupan seperti apa yang dialami oleh kety, kety ingin merasakan dan menikamti masa kecilnya, bermain bersama teman temannya , belajar dengan teman teman di sekolah ,
Pagi hari, kety bangun pagi pagi , mandi dan bersiap siap pergi sekolah, orang tua kety yang terheran heran melihat kety sudah rapi. “ mama, kety mau berangkat sekolah. Ijinkan kety sekolah ya ma, nanti pulang sekolah kety berjanji untuk membantu mama menjaga adik. Kety juga ingin bisa pintar seperti teman teman ketty lainnya. Ibu kety tidak bisa berbicara hanya air mata saja yang tak terasa membasahi pipinya. Dipeluknya kety, mama minta maaf na, membiarkanmu meninggalkan apa yang seharusnya menjadi hakmu, mama minta maaf. dan dibiarkannya kety pergi sekolah,
Anak perempuan berpakian putih hijau itu terlihat dari kejahuan berjalan santai tanpa terburu buru,raut wajahnya yang tenang dan tanpa beban menuju gerbang madrasah mi ddi lipu. Assalamu alaikum kety, bu Fitra menyapanya, dengan cirkhasnya, katy tersenyum dan menjawab waalikum salam warahmatullahi wabarakatuh bu , sambil mencium tangan bu Fitra. Dan berlarilah kety menyusul temannya yang akan menaiki tangga menuju kelasnya.
Dari kisah di atas kita tidak boleh langsung mengambil kesimpulan bahwa seorang siswa, apabila mengalami perubahan pola belajar dan menurun pembelajaran di sekolahnya, bukan berarti anak itu adalah anak yang malas. Banyak anak anak diluar sana yang memiliki kasus yang sama seperti kety. Mereka tidak bisa berbuat apa apa, karena mereka adalah anak anak yang memang kurang beruntung dalam kehidupannya. Orang tua yang ekonominya rendah di tuntut untuk terus bekerja, sehingga rela mengorbankan anaknya. Agar tidak mengenyam pendidikan, padahal orang tua sejatinya harus memberikan hak penuh kepada anaknya, yaitu perlindungan, kesehatan dan yang penting adalah pendidikan.
Guru sebagai pendidik harus lebih bijaksana dalam melihat kehidupan siswanya, guru yang profesional adalah guru yang bisa memberikan kesempatan kepada siswanya belajar, guru yang bisa membentuk karakter siswa nya menjadi lebih baik lagi. Dari kety kita bisa mengambil pelajaran bahwa kety adalah salah satu dari banyaknya anak anak yang rela berkorban demi membantu dan ikhlas menolong orang tuanya,menyayangi orang tuanya. jadi selagi orang tua kita masih ada hormatilah,sayangilah dan patuhilah dia
Cerita yang menarik sekali. Krisan sedikit, penulisan huruf kapital masih perlu dilihat ulang.
BalasHapusIa pa, terimakasih masukannya, ininadalah kisah siswaku
HapusSebagian wajah generasi penerus kita. Semoga Kety-Kety yang lain bisa mendapatkan kesempatan pendidikan yg lebih baik.
BalasHapusAmiin. Ini kisah siswaku bu
HapusCerita yang bagus bu...
BalasHapusIa ini adalah kisah siswaku
BalasHapusKisah yg sangat menyentuh. Semoga kita bisa lebih peka menangani masalah2 yg dialami siswa2 kita..
BalasHapusBetul sekali, ini adalah kisa siswa saya
HapusKisah mengharukan dari siswa. Kepedulian kita dapat menyelamatkan anak-anak seperti Kety keluar dari sekolah.
BalasHapus