CURHAT DI WATSHAP
Setiap Ibu adalah guru bagi anak-anaknya. Dan tentunya juga, pasti mengenal karakter masing- masing anaknya. Dalam mendidik anak, saya dan suami selalu menekan kepada anak-anak agar selalu terbuka, jujur dan berkomunikasi, sehingga setiap ada permasalahan bisa di selesaikan dengan baik-baik.
Setiap anak memiliki sifat dan karakter yang berbeda-beda. Ini yang terjadi padaku. Memiliki 4 anak yang berbeda- beda karakternya dari yang terbuka, aktif, sampai yang pendiam.
Saat ini aku sedang mengahadapi anak ke tigaku Nadhiva Dinana Mufarrichah. Yang Mondok di salah satu pesantren.
Pada saat kami ingin mengantar kembali ke pesantren, setelah minta izin selama 2 hari untuk menghadiri acar pengukuhan Profesor omnya di Makassar. Tiba- tiba nadhiva menangis tidak ingin masuk ke dalam asrama nya. Sontak saja kami bingung, ada masalah apa, kok tidak mau masuk ke dalam asrama.
Kami tanya, pelan- pelan tetapi, nadhiva diam saja. Tidak ingin menjawab, air mata saja yang mengalir membasahi pipinya. Memang nadhiva memilki karakter pendiam dan sabar. Jadi ketika ada masalah kami harus ekstra hati-hati.
Setelah lama,kami membujuknya dan tidak ada hasil, akhirnya kami berkesimpulan untuk membawa kembali pulang Nadhiva. Sambil menenangkan hati dan pikirannya.
Saat di rumah, kami kembali bertanya kepada nadhiva apa yang menyebabkan tidak ingin ke pondok, dan meminta pindah. Tapi tidak ada hasilnya. Nadhiva tetap tidak ingin berbicara. Dia hanya menyampaikan bahwa tidak ada masalah dengan teman-temannya, gurunya dan Hafalannya. Jadi apa donk?
Lama saya berfikir untuk mencari jalan keluarnya, bagaimana caranya agar saya dapat mencari jawaban dari nadhiva. Tepat pukul 23.00 WITA , saya mencoba wa nadhiva di kamarnya.
" Nadhiva, sudah tidur? tanyaku." Belum mama". Jawabnya. "Apa mama bisa masuk di kamarmu?". Janganmi, mama, nanti menangiska lagi". "Jadi? Bagaima caranya supaya mama bisa bicara sama kamu". Lama nadhiva belum menjawab wa ku. Akhirnya saya mencoba mengatakan. Bagiamana kalau curhatnya lewat Watshap saja. Bisa? Tanyaku.
"Ia. Bisa mama". Jawabnya. Perasaankupun langsung lega. Segera ku sampaikan kepada Nadhiva melalui Watshap. Tulis semua keluh kesahmu, perasaanmu, secara berurut. Nanti mama kan menjawabnya melalui Watshap juga.
Akhirnya..percakapan lewat Watshappun berlangsung, dan akuoun menyampaikan kepada Nadhiva ,kalau sudah selesai curhat. Langsung tidur.
Kamila,
Majene, 31 Januari 2022
Pendekatan kepada anak saat berkomunikasi bisa beragam..salah satunya melalui WhatsApp..pernah saya alami juga bu..😊 saat anak sulit mengungkapkan kata-kata dalam lisan mereka dapat menyampaikan dalam bentuk tulisan
BalasHapusTerimakasih, saya jadi belajar juga buat nanti menghadapi anak-anak saya kalau kasusnya seperti ini 😁
BalasHapusSelamat mencoba. He...he...
HapusSelamat mencoba. He...he...
HapusKreatif, langsung punya ide. Semoga Ananda sukses mjd anak pondok.
BalasHapusAlhamdulilah lega akhirnya ... Itulah terkadang suatu hal sulit untuk di ungkapkan dengan kata-kata namun sangatlah mudah di ungkapkan lewat tulisan.
BalasHapusPelajaran baru parenting..... terima kasih Bu. Salam literasi
BalasHapusSalam Pak
Hapuswalaupun, anak kami belum ada yang perempuan....tulisan ini dapat menjadi bekal dalam mengarungi lika-likunya...belajar perenting lagi menjadi hidup nanti lebih berarti terutama bila sudah memiliki putri....
BalasHapusSemoga bisa cepat memiliki seorang putri
HapusSaya tempuh hal sama bila anak2 ada masalah, atau marah, kecewa. Krn anak sekarang koq susah bila diajak bicara langsung..
BalasHapusBisa juga menjadi alternatif komunikasi yang lancar antara orang tua dan anak.
BalasHapusTernyata bisa menjadi alternatif komunikasi dengan anak yang tidak mau cerita. Bisa dicoba curhat lewat wa.
BalasHapusMirip karakterku nih Bu. Susah ngomong langsung. Kalau chat, OK aja
BalasHapusJadi tambah pengalaman nih Bu
BalasHapusBisa saya ATM ketika anak saya sudah besar nanti.
Maklum, saaat ini akan saya masih 3 tahun... permasalahannya masih sekitar mainannya yang kelupaan menaruhnya. heheheheh