MEMBANTU ORANG TUA ATAU SEKOLAH

Tuntutan hidup mengharuskan seseorang bekerja lebih ekstra , bahkan bukan hanya kepala keluarga saja yang mencari nafkah. Terkadang  dalam suatu keluarga mau tidak mau ikut membanting tulang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. 

Kenapa hal ini dilakukan?  agar dapurnya selalu tetap ngebul  dan bukan hanya itu saja, kebutuhan -kebutuhan pendamping lainnya pun harus tetap terpenuhi. Kenapa penulis  sampaikan seperti ini, yah ....  memang kenyataannya  banyak yang mengalami seperti itu.

Para pejuang nafkah bukan lagi didominasi  laki-laki  tetapi sudah merambah ke para perempuan,  mirisnya  anak-anak pun ikut menjadi pejuang nafkah yang seharusnya mereka  anak-anak generasi bangsa berada di sekolah untuk belajar menuntut ilmu, bermain bersama teman sebayanya, bersenda gurau, seharusnya siang hari harus beristirahat, sore pergi mengaji dan malam harus belajar. Akan tetapi semuanya tidak pernah mereka rasakan, hingga pada akhirnya masa kecil tidak sepenuhnya mereka rasakan. Sangat miris dengan keadaan sekarang.

Sebenarnya hal yang sangat wajar ketika anak-anak harus membantu orang tuanya,  karena sebagai bentuk kewajiban mereka dan tentu agar mendapatkan berkah dan pahala. Tetapi jika dari kecil sudah dituntut untuk bekerja mencari nafkah itu menjadi suatu masalah, dan ini harus menjadi perhatian bagi  semuanya.


Walaupun anak- anak disuruh membantu bekerja oleh orang tua, itu hanya sebatas di rumah saja. Contohnya seperti membantu  mencuci piring, menyapu , memasak , menjaga adik, membantu mencuci mobil bagi laki-laki dan masih banyak hal lainnya lagi.

Dari apa yang pernah penulis lihat dan dengar selama ini ada beberapa hal yang menyebabkan mereka mau tidak mau berada di zona seperti itu.  Contoh seperti pergi melaut mencari ikan, membantu ayahnya yang bekerja sebagai buruh bangunan, ngamen, menjajakan makanan, menjual  tisu  di pinggir jalan bahkan sampai mengemis atau meminta uang kepada pengendara mobil atau motor yang sedang melintas, padahal ini sangat membahayakan keselamatannya. 

Salah satu yang lebih utama penyebab anak-anak menjadi pejuang nafkah adalah tuntutan ekonomi , sehingga mereka wajib membantu kedua orang tuanya agar mendapatkan tambahan uang. Tetapi disisi lain karena sudah keasyikan bekerja, anak-anak malah senang tidak sekolah, karena mereka mendapatkan uang hasil dari kerjanya meskipun sebagian hasil keringatnya diberikan kepada orang tuanya.

Keasikan bekerja mencari uang pernah penulis  temukan, dan  siswa tersebut adalah siswanya penulis tersendiri. Sekitar empat tahun lalu mereka rela tidak melanjutkan sekolah bahkan tidak ingin ikut ujian nasional hanya ingin pergi bekerja bersama bapaknya melaut mencari ikan. sebagai orang tua, mereka tidak bisa membujuk anaknya untuk tetap bersekolah, sehingga pada akhirnya dari pihak sekolah membuat surat pernyataan yang ditandatangani oleh pihak orang tua siswa dan kepala madrasah.

      
Video Hot Cut Tari dan Ariel NOAH beredar di Internet: tonton
Recommended by
Ada juga seorang bapak yang bekerja sebagai tukang bangunan, bapak tersebut tidak mengajak temannya yang dewasa untuk membantunya bekerja tetapi anak laki-lakinya yang diajak bersama-sama, sepintas dilihat anaknya sangat senang membantu bapaknya  padahal seharusnya anak tersebut berada di sekolah untuk belajar bersama teman-temannya.

realita kehidupan menjadikan beberapa aspek keluar dari jalurnya. Hak-hak anak terutama pendidikan tidak berada di tempatnya. Semoga masalah yang terjadi tidak akan terus-menerus seperti yang terjadi sekarang.  






Komentar

Postingan populer dari blog ini

ALHAMDULILLAH

AWAL YANG BAIK

Perjalanan Ke Sofifi, Maluku Utara